Ba’da Isya, hatiku kembali gerimis membaca pesan-mu, bulir sedih kembali menggenang dimataku. Merasa menjadi sosok yang tiada guna sebagai orang yang dicintai oleh-mu. Ketika seharusnya menjadi orang yang paling mengerti dirimu, saya justru menjadi orang yang paling banyak tuntutan-nya pada-mu. Ketika seharusnya menjadi tempat bersandar yang paling kokoh, saya justru menjadi penyebab bertumpuknya pikiran dan lelah-mu. Ketika seharusnya menjadi seorang yang paling sabar terhadap-mu, saya justru menjadi yang paling tidak pengertian terhadap-mu. Maaf untuk semua lalai dan alpa atas peran-ku sebagai pasangan-mu.
Malam ini… Berdiri-ku dibawah kaki langit Ketika senja telah sempurna berpulang Ketika gemintang mulai beranjak datang Ketika bulan telah benderang di langit berawan